Skip to main content

Pluralisme Agama Perspektif Sayyid Husein Fadlullah

Pluralisme Agama Perspektif Sayyid Husein Fadlullah dalam Tafsir Min Wahyil Qur'an

Mungkin kita pernah mendengar di luar sana sebagian orang berkata bahwa Agama yang diterima di sisi Allah itu adalah Agama Islam sesuai al-Qur’an Surah Ali-Imran ayat 19 berikut :

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ

Terjemahan : “Sesungguhnya Agama yang diterima disisi Allah Swt adalah Islam”

Dengan klaim ayat di atas kemudian sebagian orang Islam beranggapan bahwa Agama selain daripada Islam itu tidak akan diterima di sisi Allah Swt dan tempatnya di Neraka.

Jika begitu, tidak mengherankan di Indonesia misalnya banyak terjadi aksi kekerasan antar umat beragama contoh misalnya baru-baru ini kita dikagetkan dengan adanya aksi bom bunuh diri disalah satu gereja yang ada di Makassar Sulawesi Selatan dan masih banyak lagi kasus yang tak mungkin saya sebutkan satu persatu. 

Nah, apa sebenarnya yang menyebabkan hal ini terjadi? Apakah memang satu-satunya Agama yang diterima di sisi Allah Swt adalah Islam saja? Ataukah seluruh Agama akan diterima oleh Allah Swt? Hal ini kemudian yang memicu penulis untuk mencari tau, karena bisa jadi yang membuat kericuhan antar umat beragama yaitu karena kurang memahami apa itu Islam dan bagaimana itu Islam. Oleh karenanya pada pembahasan kali ini, penulis ingin mengangkat salah satu tafsir yaitu (Min Wahyil Qur’an)  yang merupakan karya dari seorang Marja yaitu Sayyid Husein Fadhlullah, beliau tinggal di lebanon dan dikenal sebagai bapak pluralisme hal itu dikarenakan penafsirannya dalam Al-Qur’an itu sangatlah plural bahkan dalam fatwa-fatwa fiqihnya disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya.

Kita mulai dari penafsiran beliau pada Qs.Al-Baqarah ayat 62 berikut :

اِنَّ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَالَّذِيۡنَ هَادُوۡا وَالنَّصٰرٰى وَالصّٰبِـِٕـيۡنَ مَنۡ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًـا فَلَهُمۡ اَجۡرُهُمۡ عِنۡدَ رَبِّهِمۡۚ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُوۡنَ

Artinya :  Sesungguhnya orang-orang Islam, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang yang suka pindah-pindah agama. Jika mereka  beriman kepada Allah, hari akhir dan beramal Shaleh maka mereka akan mendapatkan pahala disisi Tuhannya. Dan mereka tidak kawatir dan mereka tidak bersedih hati.

Menurut Sayyid Husein Fadlullah terkait ayat di atas yaitu sebagai berikut :

المعني في هذه الآية واضع ، فهي تؤكد ان النجاح في الأخرة تناله كل هذا الفئات الدينية المختلفة في تفكيرها و تصوريها الدني للعقيدة و الحياة، بشرط واحد و هو التقاؤها علي قاعدة الايمان بلله واليوم الاخر والعمل الصالح 

Terjemahan : “Makna dalam ayat ini yaitu jelas, dalam ayat ini menegaskan bahwa keselamatan di dalam akhirat diperoleh oleh seluruh kelompok Agama yang berbeda dalam pemikiran, persepsi Agama, Aqidah dan Kehidupan. Dengan satu syarat yang mempersatukan seluruh Agama yaitu beriman kepada Allah, hari akhir dan beramal shaleh”.

Menurutnya, orang-orang Islam, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani bahkan orang-orang yang suka berpindah-pindah Agama akan memperoleh pahala disisi Tuhan dengan satu syarat yaitu beriman kepada Allah Swt, hari akhir dan melakukan amal shaleh.

Nah, beliau menambahkan bahwa, mengapa dalam syaratnya itu kemudian tidak disebutkan beriman kepada para Rasul dan Kitab? Hal itu dikarenakan karena memang setiap Agama itu berbeda Rasul dan Kitabnya sehingga tidak dicantumkan. Intinya bahwa ketika seseorang beriman kepada Allah maka secara langsung akan beriman kepada para Rasulnya dan segala macam rangkaiannya. 

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Seandainya kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu” Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang. (Qs.Ali-Imran ayat 131)

Namun penafsiran beliau pada Qs. Al-baqarah ayat 62 di atas tidaklah diterima oleh seluruh masyarakat muslim, sebagiannya telah menolak, dengan dalil bahwa Qs. Al-Baqarah ayat 62 di atas hanya berlaku dijamannya saja, artinya sudah di mansukh (dihapus) Setelah datangnya Nabi Muhammad Saw, jadi konsekuensi dari adanya penghapusan itu berakibat kepada kelompok Agama selain dari pada Islam itu tidak berlaku lagi.

Namun pernyataan tersebut perlu kiranya ditinjau ulang lagi, mengapa? Karena ayat tersebut sama sekali tidak menujukan adanya (Qorinah/Petunjuk) tentang tidak berlakunya lagi Qs. al-Baqarah ayat 62 di atas setelah kedatangan Nabi Muhammad Saw. Karena, jika kita mengakui adanya ayat Al-Qur’an yang di mansukh (di hapus) maka, secara tidak langsung kita meyakini bahwa Al-Qur’an itu sebagian ayatnya ternyata ada yang kedaluwarsa sehingga hadis Nabi yang mengatakan bahwa “Al-Qur’anu Shalihun likulli zamanin wa al-makan” Artinya : “Al-Qur’an itu berlaku untuk setiap zaman dan tempat”, menjadi tidaklah berguna lagi.

Mereka yang beranggapan bahwa selain daripada Agama Islam itu salah berarti menganggap Kitab-kitab yang diturunkan Oleh Allah kepada para Rasulnya di antaranya, Zabur, Taurat, Injil yang lebih dulu diturunkan daripada Al-Qur’an itu adalah salah karena digantikan oleh Al-Qur’an yang benar. Padahal dalam Al-Qur’an sendiri membenarkan Agama-agama yang lain dan bahkan mereka yang beragama diluar daripada Agama Islam disuruh untuk berhukum menggunakan Kitab mereka sendiri. Misalnya bisa kita lihat di QS. Al-Ma'idah Ayat 4 :

وَلْيَحْكُمْ اَهْلُ الْاِنْجِيْلِ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ فِيْهِۗ وَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ

Terjemahan : “Dan hendaklah pengikut Injil memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang fasik”

Sebenarnya, bukanlah Kitab-Kitab itu yang salah melainkan pemahaman pengikutnyalah yang keliru dalam memahami Kitabnya, hal ini dikarenakan jarak antara Rasul dengan Rasul yang lain itu sangat jauh, sehingga berakibat pada adanya penyimpangan dalam memahami teks masing-masing Kitab. Oleh karenanya, kedatangan Rasulullah Saw kemudian membenarkan semua penyimpangan Kitab yang dilakukan oleh para pengikutnya. Karena, pada hakikatnya Al-Qur’an, Zabur, Taurat, dan Injil itu ajarannya sama. 

QS. Al-Ma'idah Ayat 15

يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ قَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيْرًا مِّمَّا كُنْتُمْ تُخْفُوْنَ مِنَ الْكِتٰبِ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍەۗ قَدْ جَاۤءَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ نُوْرٌ وَّكِتٰبٌ مُّبِيْنٌۙ

Terjemahan : “Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula) yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menjelaskan.”

Menurut mereka, ayat Qs. Al-Baqarah ayat 62 tersebut telah di (mansukh) oleh ayat 19 dan 85 surah Ali-Imran.

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ

Terjemahan : “Sesungguhnya Agama yang diterima di sisi Allah Swt adalah Islam” (Qs. Al-Baqarah ayat 62)

وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

Terjemahan : barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi”.

Sayyid Husein Fadhlullah kemudian menjawab hal tersebut dan mengatakan bahwa, “Ayat di atas (Ali-Imran ayat 19 dan 85) dia menyoroti kata “Islam” pada ayat tersebut yang menurutnya maknanya umum. Artinya, seluruh ajaran Agama itu adalah Islam sesuai dengan Agama yang di bawa oleh Nabi Ibrahim. 

اِذْ قَالَ لَهٗ رَبُّهٗٓ اَسْلِمْۙ قَالَ اَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

Terjemahan : “Ingatlah ketika Allah Swt berfirman kepada (Ibrahim). Islam lah. Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku Islam pada Tuhan semesta Alam.” (Qs. Al-Baqarah ayat 131)

Kemudian ayat 132. 

وَوَصّٰى بِهَآ اِبْرٰهٖمُ بَنِيْهِ وَيَعْقُوْبُۗ يٰبَنِيَّ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰى لَكُمُ الدِّيْنَ فَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ۗ

Terjemahan : Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”

Yang kemudian menjadi pertentangan dikalangan umat Muslim itu ternyata hanya ada pada nama saja, jadi seolah-olah di akhirat kelak bukan lagi Agama, Aqidah dan Amal shaleh yang di tanyakan melainkan apa Agamamu. Jika agamamu Islam maka kamu bisa lolos masuk surga dan jika Agamamu diluar daripada Islam maka masuk neraka. Pemahaman seperti inilah yang mesti kita rubah. Bahwa Semua agama itu adalah Islam yang selalu mengajarkan tentang kedamaian seperti sabda Nabi Saw, “Man salima min lisani wa yadihi..” Barang siapa yang selamat lisan dan perbuatannya dari hal-hal yang buruk maka dia adalah Islam. Sungguh jika hadis ini di terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari maka kita bisa hidup tentram tanpa ada lagi diskriminasi antar umat Beragama.

Bahkan Allah Swt pun menegaskan bahwa mereka yang melakukan amalan shaleh baik itu perempuan ataupun laki-laki akan mendapatkan pahala, mereka akan masuk surga. Dan Allah Swt pun menegaskan bahwa siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun melakukan kebaikan dan dia mengikuti agama ibrahim yang lurus.

Bisa kita lihat pada Surah An-Nisa Ayat 124-125

وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا (١٢٤)

Terjemahan : “Dan barang siapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikit pun.”

وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلا (١٢٥)

Terjemahan : “Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya).

Kesimpulannya adalah seluruh Agama samawi pada hakikatnya adalah Islam, kekeliruan dalam memahami makna Islam inilah yang kemudian menjadikan adanya perpecahan antar umat beragama. Seperti yang dikatakan oleh Sayyid Husein Fadhlullah bahwa. Semua Agama akan selamat di akhirat kelak apabila memenuhi syarat yaitu beriman kepada Allah Swt, hari akhir dan mengerjakan Amal shaleh.

Wallahu a’lam bishawab.


Comments

Popular posts from this blog

Sumber Kerusakan Sistem Kelistrikan Sepeda Motor

Sumber Kerusakan Sistem Kelistrikan Sepeda Motor Tabel dibawah ini menguraikan permasalahan atau kerusakan sistem kelistrikan yang umum terjadi pada sepeda motor, untuk diketahui kemungkinan penyebabnya dan menentukan jalan keluarnya atau penanganannya (solusinya). Permasalahan Kemungkinan Penyebab Solusi (jalan keluar) Terdapat selubung putih (sulfasi) pada baterai Kapasitas cairan yang menurun telah bereaksi dan berat jenisnya (BJ) rendah atau tinggi Isi cairan baterai sampai batas yang ditentukan dan sesuaikan B-nya Kapasitas pengisian yang terlalu tinggi atau rendah (bila baterai tidak terpakai maka harus di charge (disetrum) minimal sebulan sekali untuk menghindari sulfasi) Ganti (bila perlu) Baterai tersimpan lama di tempat yang dingin Ganti bila sudah terlalu usang Kapasitas batera cepat menurun Sistem/cara pengisian tidak benar Periksa rangkaian sistem pengisian,

Pemeriksaan Dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Sepeda Motor

Pemeriksaan Dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Sepeda Motor a. Peringatan Umum  1. Baterai mengeluarkan gas-gas yang gampang meledak, jauhkn dari api dan sediakan ventilasi yang cukup pada saat mengisi baterai. 2. Hindari kulit atau kontak mata dengan cairan elektrolit baterai karena dapat menyebabkan luka bakar. 3. Selalu matikan kunci kontak sebelum memutuskan hubungan antara komponen listrik. 4. Baterai dapat rusak jika diisi kelebihan atau kekurangan, apalagi dibiarkan tidak diisi dalam jangka waktu yang lama. 5. isilah baterai setiap 2 kali seminggu untuk mencegah pembentukan sulfat, karena tegangan (voltage) baterai akan berkuran sendiri pada saat sepeda motor tidak digunakan. b. Konektor (sambungan) 1. Pada saat memasang sambungan, tekanlah sampai terdengar bunyi "klik" 2. Periksa sambungan dari kerenggangan, keretakan, kerusakan pembungkusnya, berkarat, kotoran dan uap air. c. Sekring (Fuse) 1. Jangan menggunakan

Tune Up Sepeda Motor Honda Revo Tugas Terakhir Sekolah TSM

Tune Up Sepeda Motor Honda Revo Tugas Terakhir Sekolah TSM SIAPKAN PERALATAN KERJA 1. Tool Set 2. Alat Ukur : Tune up tester, Radiator 3. Perlengkapan servis : Kompressor, air gun dan kain lap bersih. PEKERJAAN SAAT MESIN DINGIN 1. Minyak pelumas 2. Sistem pendingin 3. Sistem pengapian PEKERJAAN SAAT MESIN PANAS 1. Putaran Idle 2. Saat pengapian PENGERJAAN SETELAH MESIN DIPANASKAN 1. Celah katup 2. Kerja karburator 3. Stel putaran idle 4. Kompresi 5. Tes jalan Langkah Pembongkaran Dan Pemeriksaan Pada Bagian Mesin: A. Minyak pelumas  Alat-alat yang di gunakan  1. Tang 2. Talang/wadah tempat pembuangan oli mati 3. Corong   4. Kunci Ring 17 Langkah Pemeriksaan Minyak Pelumas/oli: 1. Tarik batang penguku, lap ujungnya dan kembali masukan 2. Tarik kembali dan periksa volume oli diantara full dan low) serta kualitas oli dengan melihat warna dan kepekaan oli 3. Lihat perubahan warna dan kepekaan oli. Langkah Pem