Tafsir Ibnu Arabi Ta’wilat al-Kasyani Abdurrazaq Al-Kasyani
Ibnu Arabi merupakan seorang filsuf
dan salah satu sufi terbesar dalam dunia Islam,. ia lahir di Mursia Spanyol.
Kelahirannya beretpatan dengan era mulukut thawaif (pecahnya kerajaan menjadi
kerajaan-kerajaan kecil), konflik, dan penyerangan kelompok reconquista
(kelompok penakluk Kristen). Ia memulai pendidikan awalnya di Libanon, kemudian
pindah da menetap di Sevilla, selama di sana Ibnu Arabi melakukan banyak rihlah
ilmiah ke berbagai daerah seperti Tunisia, Aljazair, Makka, dan Mesir. Ia
bertemu dengan banyak guru. Pergumulannya dengan banyak pemikir mengantarkan
Ibnu Arabi memiliki ketajaman intelektualitas yang tinggi. Hingga di akhir
perjalanan intelktual dan spritualitasnya, ia menempuh jalan menjadi seorang
sufi.
Penafsiran Ibnu Arabi menuai banyak
kontroversi di kalangan para ulama, penilaian mereka terhadap penafsirannya
juga berbeda. Demikian ini karena pandangan mereka yang berbeda dalam
memberikan kriteria tafsir yang baik. Dalam menyikapi penafsiran beliau
terdapat ulama yang pro dan juga kontra, terdapat golongan yang memberikan
penilaian bahwa tafsir Ibnu Arabi adalah suatu penyelewengan, sedang yang lain
menganggapnya adalah kesempurnaan iman dan kebersihan kemakrifatan.
Pengaruh Ibnu Arabi dalam bidang
tasawuf , khususnya tasawuf filosofis sangat luar biasa. Gagasan Ibnu Arabi
menyebut luas dan memiliki pengikut yang tidak sedikit jumlahnya. Di Indonesia,
faham wahdah al-wujud Ibnu Arabi berpengaruh besar, terbukti dengan banyaknya
ulama Indonesia yang memakai prinsip al wahdah al-wujud, diantaranya yaitu.
Hamzah Fansuri, Syamsudin as-Sumatrani dan Abdus Samad al-Palimbani. Selain
itu, Ibnu Arabi juga mengahsilkan karya buku sebanyak 300 buku. Diantara
buku-buku yang paling dikenal adalah, Fushush al-Hikam dan Futuhat al-Makiyyah
dan juga Tarjuman al-Asywaq.
Ibnu Arabi menafsirkan dengan metode
maudhui, dan corak dari tafsir Ibnu Arabi adalah tafsir isyari, atau dalam
istilah lain disebut tafsir yang bercorak tasawuf (ssufi). Penafsiran yang
bercorak sufistik dan merupakan ilham, tetapi sangat rasional baik dilihat dari
sisi kontens maupun metodologi. Disinilah keunggulan tafsir Ibnu Arabi dalam
segala konsepnya.
Comments
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak dan santun, karna komentar yang membangun dapat membuat penulis menjadi lebih baik kedepannya.